Social Icons

Labels

Pages

Sabtu, 22 September 2012

Nomor Punggung yang diPensiunkan oleh Klubnya

Di sepakbola, nomor punggung pemain berfungsi sebagai identitas pemain dan juga untuk membedakan seorang pemain dengan pemain yang lainnya. Umumnya nomor punggung juga dapat menandakan posisi pemain tersebut seperti nomor 1 dipakai oleh kiper, nomor 3 dipakai oleh bek, dll. 
Loyalitas dan prestasi selalu mendapat penghargaan cukup tinggi. Dalam dunia sepakbola ada penghargaan secara khusus yang diberikan pada pemain yang telah memberikan loyalitas dan prestasi tinggi tersebut. Salah satu penghargaan unik namun bermakna dalam adalah tidak lagi mempergunakan nomor punggung si pemain alias dimuseumkan. Karena mengingat jasa mereka  bagi klub yg dibelanya begitu besar atau karena pemain tersebut meninggal. Beberapa pemain yang nomor punggungnya diabadikan atau tidak boleh dipergunakan lagi dirangkum  di bawah ini:


Ini favorit gua gan, bagi gua dia defender nomor 1 didunia.
Bagi para Milanisti (sebutan pendukung Milan), tak ada pemain yang bisa mengalahkan defender, Paolo Maldini yang memutuskan pensiun di usia 41 tahun belum pernah meninggalkan AC Milan. Bahkan karier bersama Rosonerri dimulai sejak junior pada tahun 1978, sebelum akhirnya naik tahta ke tim senior pada tahun 1984. Dalam rentang waktu 25 tahun, Maldini telah memperkuat pasukan Merah Hitam sebanyak 647 partai dengan sumbangan gol 29 serta 25 gelar yang dipersembahkannya. Selain menjadi kapten Milan, putra Cesare Maldini ini juga merupakan kapten timnas Italia. Atas jasanya tersebut, Milan memutuskan nomor punggung yang dikenakannya di museumkan. Akan diaktifkan kembali, jika anaknya Christian Maldini masuk tim senior Milan.


2. Franco Baresi (No 6/AC Milan)
Kariernya lebih senior dari Paolo Maldini, namun dedikasi Franco Baresi untuk AC Milan hanya berlangsung selama 20 tahun. Tepat saat pengunduran dirinya dari Milan, Baresi memasuki usia 37 tahun. Dengan segala sumbangsihnya termasuk memainkan 719 partai dengan 33 gol dan 21 gelar, Baresi dianggap sebagai pemain dengan loyalitas tinggi. Totalitas yang diperlihatkan selama di San Siro, Baresi berhak menyimpan nomor punggung 6 yang dikenakannya di museum Milan.



3. Giacino Facchetti (No 3/ Internazionale)
Kita menyebrang ke Rival sekota Milan. Giacinto Faccheti yang lahir pada 18 Juli 1942 adalah seorang pesepakbola Italia. Dia bermain di klub Internazionale untuk seluruh karirnya selama tahun 1960-an dan 1970-an. Menurut catatan, Faccheti bermain sebanyak 634 pertandingan resmi dan mencetak 75 gol. Dia dikenang sebagai “La Grande Inter”, salah satu Attacking Center-Back pertama yang benar-benar hebat. Di tahun 2006 dia meninggal dunia dan dinobatkan sebagai defender paling produktif dan atas dedikasinya internazionale mengabadikan nomor punggung 3 sebagai milik Giacinto Faccheti.

4. Roberto Baggio (No 10/Brescia)
Pemain yang dilahirkan di Caldogno, 18 Februari 1967 tersebut sebenarnya hanya empat tahun saja membela Brescia. Tepatnya pada musim 2000 hingga 2004. Namun prestasi yang diberikan pada tim kecil tersebut telah mengangkat harga diri Brescia di Seri-A. Dalam dedikasi singkatnya itu Baggio bermain sebanyak 95 kali dengan sumbangsih gol 45. Namun beberapa prestasi yang bisa membuat Brescia bangga seperti penampilan ke-300 dalam kariernya yang juga ditandai mencetak gol ke gawang Piacenza dilakukan bersama tim berlambang Singa itu. Prestasi mengangkat Brescia menjadi tim yang disegani membuat nomor punggung 10 di istirahatkan selamanya, seiring dengan pensiunnya Roberto Baggio.


5. Aldair (No 6/AS Roma)
Pemain bernama lengkap Aldair Nascimento dos Santos ini mengawali karier bermain bola di negara asalnya Brasil, bersama klub Flamengo, lantas hijrah menuju Portugal untuk bergabung bersama Benfica, sebelum akhirnya mendarat di Liga Seri A Italia bersama AS Roma. Tepatnya pada musim 1990 hingga perjalanannya berlangsung selama 13 tahun. Sejak kehadiran Aldair di Roma, tim berlambang Srigala ini menjadi salah satu kekuatan baru. Menemani Roma dalam 415 laga dan menyumbang 20 gol adalah prestasi tersendiri. Bahkan sejak lini belakang bersama Aldair, Roma menjadi tim dengan pertahanan paling solid. Prestasi terbaiknya memberikan double winner bagi Roma di musim 2001 dengan merebut Italian League dan Italian Super Cup yang sebelumnya belum pernah dirasakan. Atas dedikasinya Roma tak lagi memberikan nomor punggung 6 yang dikenakan Aldair pada siapa pun hingga kini.

6. Diego Armando Maradona (No 10/Napoli)





Sebelum kehadiran Diego Armando Maradona, Napoli tak pernah merasakan gelar juara Seri A sejak berdirinya klub tersebut. Namun setelah bergabungnya Maradona pada 1984, sejarah emas langsung di torehkan. Tidak tanggung-tanggung gelar Seri A bisa dirasakan Napoli dua kali yaitu musim 1986/87 dan 1989/90. Tidak hanya itu gelar Piala Italia dan Piala UEFA pun bisa hampir di markas Napoli. Sebagai wujud terima kasihnya publik Napoli membuatkan patung Maradona di tengah kota. Dan nomor punggung 10 yang dikenakannya tak lagi di pakai pemain lain. Sebenarnya Maradona memperbolehkan nomor 10 di Napoli kembali digunakan, terutama pada Ezequiel Lavezzi yang juga asal Argentina. Namun Lavezzi menolaknya lantaran nomor tersebut adalah nomor yang harus selalu dihargai.(**)
Italia memang dikenal sering memberikan penghargaan khusus pada pemainnya dengan mempensiunkan nomor punggung.

7. Robert Enke (No 1/ Hannover 96)
Robert Enke (24 Agustus 1977-10 November 2009) adalah penjaga gawang berkebangsaan Jerman yang kematiannya cukup mengejutkan dunia persepakbolaan. Enke meninggal dengan cukup tragis yaitu bunuh diri. Banyak pihak yang menduga bahwa Enke mengalami depresi yang cukup lama. Enke sebenarnya pernah bermain di beberapa klub Eropa, namun sebagian besar karirnya dihabiskan untuk klub Jerman Hannover 96 yang sekaligus menjadi klub terakhirnya. Enke juga pernah bermain di Timnas Jerman dengan catatan 8 kali penampilan. Hannover 96 kemudian memutuskan untuk memuseumkan nomor punggung 1 sebagai bentuk penghargaan kepada Enke.


8.  Marc Vivien Foe (No 23/ Manchester City)
Marc Vivien Foe yang lahir pada 1 Mei 1975 adalah gelandang Timnas Kamerun yang sempat berkarir di beberapa klub Inggris dan Perancis. Di Timnas Kamerun, Foe memegang 64 pertandingan dengan catatan 8 gol. 26 Juni 2003, Foe ikut serta dalam skuad Kamerun yang berkompetisi di ajang Piala Konfederasi FIFA di Perancis. Foe sempat bermain di dua pertandingan dan ketika menghadapi Kolombia di semifinal, dia kembali dimainkan. Di tengan pertandingan, tepatnya pada menit ke-72, Foe tiba-tiba pingsan di tengah lapangan. Ia ditarik keluar dan sempat mendapatkan perawatan selama 45 menit, namun nyawanya tidak tertolong. Setelah kematiannya kemudian diumumkan bahwa penyebab kematiannya adalah Hypertrophic Cardiomyopathy. Manchester City kemudian menyampaikan bahwa mereka memuseumkan pemakaian nomor punggung 23 yang pernah dipakai oleh Foe di Manchester City sebagai bentuk penghargaan, meskipun ketika bermain di Manchester City berstatus sebagai pemain pinjaman.




9. Johannes Cruyff (No 14/ Ajax Amsterdam)
Hendrik Johannes Cruyff yang lahir pada 25 April 1947 merupakan pesepakbola Belanda yang menjadi salah satu pilar Total Football rancangan Rinus Michels. Cruyff memulai karir sepakbolanya di klub Belanda yaitu Ajax Amsterdam. Dia bermain sebanyaj 240 kali dengan catatan 190 gol sebelum pindah ke Barcelona (Spanyol). Ketika bermain untuk Ajax, dia menorehkan beberapa gelar seperti juara Eredivisie, KNVB Cup, European Super Cup, Intercontinental Cup, dan European Cup. Setelah melanglang buana di berbagai klub di dunia, Cruyff memilih kembali untuk bermain bersama Ajax sebelum kemudian pindah ke Feyenoord. Pada tahun 2007, Ajax Amsterdam memutuskan untuk memensiunkan nomor punggung 14 sebagai penghargaan untuk Johan Cruyff.




10. Bobby Moore (No 6/ West Ham United)
Dia bernama lengkap Robert Frederick Chelsea “Bobby” Moore yang lahir pada 12 April 1941 adalah pesepakbola Inggris yang menjadi kapten Timnas Inggris saat menjuarai Piala Dunia 1966. Sebenarnya Moore sempat bermain di beberapa klub, namun klub yang terlama dibelanya adalah West Ham United (1958-1974). Dia pernah membahwa West Ham United meraih beberapa gelar misalnya FA Cup, European Cup, dan Winners Cup. Di Timnas Inggris, Moore sempat memiliki rekor penampilan terbanyak dengan 108 pertandingan sebelum rekor tersebut dipatahkan oleh Peter Shilton dengan 125 pertandingan. Pada 24 Februari 1993, Booby Moore meninggal dunia dan beberapa waktu kemudian pihak West Ham United mengumumkan untuk memensiunkan nomor punggung 6 milik Bobby Moore.




Selain kesepuluh pemain di atas, masi ada beberapa pemain lagi yang juga nomor punggungnya dimuseumkan oleh klubnya masing-masing, seperti: 
- Miklos Feher (No 19/ Benfica)

-Henrik Larrson (No 17/ Helsinborgs) 
-Jose Martinez (No. 22/ Deportivo Guadalajara)
-Kiatisuk Senamuang (No. 22/ Hoang Anh Lai)

-Vicenza (No 25/ Piermario-Livorno)





1 komentar:

 

Visitors

Followers